Uncategorized

Home » Uncategorized » HULU KERIS CERMIN KERAGAMAN PERADABAN

HULU KERIS CERMIN KERAGAMAN PERADABAN

Ragam hulu keris Nusantara itu, menurut Toni Junus, tidak hanya merekam keragaman peradaban masa lalu bangsa kita. Akan tetapi sebenarnya juga menyimpan identitas kerajaan, identitas zaman saat kerajaan itu berkembang di masa lalu. Hulu keris, di samping juga bilah dan warangka keris, adalah peninggalan nenek moyang kita yang memiliki banyak sekali nilai-nilai luhur.

“Tahun 2010, saya pernah menulis tentang ragam hulu keris ini yang berjudul ‘Pesona Hulu Keris’. Saya akui, sangat sulit untuk mencari referensi dari buku-buku kuno. Bahkan boleh dikatakan tidak ada referensinya, selain hanya pitutur dari orang-orang sepuh, atau mereka yang tahu tentang hulu keris..,” kata Toni Junus, yang tak hanya sangat dikenal sebagai penulis buku keris, dan hulu keris saja. Akan tetapi juga orang yang kreatif sekali mengunggah tema-teman pameran keris berskala nasional, bahkan memancing perhatian internasional dari sejak 1997 sampai saat ini.

“Saya sangat salut pada pak Guntur Setianto yang menerbitkan buku Hulu Keris Nusantara ini. Dan melihat profesionalitas penggarap bukunya, juga editornya, risetnya, saya yakin buku ini akan sangat bagus. Semoga buku ini akan menjadi literasi berharga bagi anak cucu kita,” ungkap seniman lulusan ASRI Yogyakarta Toni Junus, yang hampir bersamaan dengan peluncuran empat buku tentang Hulu Keris Nusantara oleh Guntur Setianto, Toni akan juga meluncurkan buku hasil lomba foto keris kamardikan “Panolak Pandemi”, yang digarapnya bersama Komintas Keris Indonesia pada 24 November 2021. Toni Junus adalah tokoh pembaharu keris, dengan ciptaan-ciptaan keris Kamardikan yang menjadi panutan para pekeris nasional.

Buku Guntur Setianto

Empat buku yang disebut akan terbit oleh Toni Junus itu adalah, “The Didactic Values of Sumatran Hilts”, “The Didactic Values of Javanese Hilts”, “The Didactic Values of Maduran Hilts” serta “The Didactic Values of Balinese Hilts” yang jumlah halaman empat seri itu total 1008 halaman lebih, dengan ilustrasi foto warna dari puluhan hulu keris milik Guntur Setianto, sejumlah kolektor lain, dan juga ilustrasi ornamen dari berbagai artefak kuno.

Riset lapangan, berupa penggalian data serta pemotretan dilakukan sejak awal tahun di Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah) dengan memotret sekitar 90 artefak, juga ornamen-ornamen referensi untuk hulu keris yang didapat dari berbagai keraton, seperti Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Kanoman Cirebon, serta Keraton Kacirebonan. Juga, beberapa hulu keris maupun contoh ornamen dari Museum Geusan Ulun serta Keraton Sumedang Larang di Sumedang.

Proyek penulisan buku, yang melibatkan tim dari Badavan, serta Art Director Toto, tim editor buku Toto, Ariq M Salim, Jimmy S Harianto dan Produser Dio Adhinoto Sakti yang dimotori Irjen (Pol) Guntur Setianto MSc ketika masih menjabat Kapuslitbang Polri (2020) dan dilanjutkan saat ybs menjabat Kapolda di Bengkulu, Sumatera.

Saat riset pun, mendapat kemudahan luar biasa dari pimpinan dan Staf Museum Nasional Indonesia, termasuk dengan memberikan izin sangat langka untuk memotret berbagai artefak, termasuk keris-keris Museum, Patung-patung yang berornamen milik Museum, serta ragam hias relief candi yang disimpan di Museum Gajah.

Di keraton-keraton pun, tim Guntur Setianto ini disambut baik oleh para sultan di Cirebon, baik itu Sultan Sepuh XV di Kasepuhan yakni Sultan PRA Luqman Zulkaedin SH Mkn, dua sultan Kanoman, Sultan Emiruddin maupun Sultan Saladin, serta di Keraton Kacirebonan oleh Pangeran Iyan Arifudin adik sultan Pangeran Raja Abdulgani Nata Diningrat.

Di Sumedang Larang, rombongan tim buku Guntur Setianto juga disambut baik oleh pemimpin Keraton Sumedang Larang saat ini, Radya Anom Luky Johari Soemawilaga. Tim bahkan boleh memilih artefak mana yang diinginkan untuk dipotret dari Museum Geusanulun.

Empat seri buku tentang Hulu Keris Nusantara yang akan diluncurkan persis pada hari peringatan Proklamasi Keris Indonesia sebagai The Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity (2005) pada 25 November nanti, hanya dicetak terbatas dan tidak dijual. Namun, dalam beberapa saat kemudian, buku akan diunggah di situs dvnh.id (didactic values of Nusantara heritage) agar bisa diunduh secara gratis oleh publik. Keempat buku diterbitkan masing-masing dalam bahasa Inggris dan Indonesia. *https://www.facebook.com/jimmys.harianto/videos/442401447532546?idorvanity=336297593091547

Posted in